Selasa, 24 November 2009

Pola Keruangan Kota

Pola keruangan kota

Definisi kota
  1. Kota merupakan suatu wilayah yang sebagian besar arealnya merupakan hasil budaya manusia, tempat pemusatan penduduk yang tinggi, dan sumber mata pencarian di luar sektor pertanian. Dan disamping itu kota juga dicirikan oleh adanya prasarana perkotaan, seperti bangunan pemerintahan, rumah sakit, sekolah, pasar, taman dan alun-alun yang luas serta jalan aspal yang lebar.
  2. Mayer melihat kota sebagai tepat bermukim penduduknya : baginya yang penting dengan sendirinya bukan rumah tinggal, jalan raya, rumah ibadat, kantor, kanal dan sebagainya, melainkan penghuni yang menciptakan segalanya itu.
  3. Max Weber memandang suatu tempat itu kota, jika penghuninya sebagian besar telah mampu memenuhi kebutuhannya lewat pasar setempat.
  4. Haris dan Ullman melihat kota sebagai pusat untuk permukiman dan pemanfaatan bumi oleh manusia.
  5. Prof. Drs. R. Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik.
  6. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 4 tahun 1980 menyebutkan bahwa pengertian kota terdiri dari 2 macam yaitu:
  • Kota sebagai suatu wadah yang memiliki batasan administratif sebagaimana diatur dalam perundang-undangan.

  • Kota sebagai suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris, misalnya ibu kota kabupaten, ibu kota kecamatan, serta berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dan permukiman.
Ciri - ciri kota:
  • Kota merupakan tempat bermukim, tempat bekerja, tempat kegiatan ekonomi, pusat pemerintahan, dan pusat kegiatan lain yang telah mengalami banyak kemajuan pembangunan fisik.
  • Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan yang lebih besar, antara lain: sebagai pusat permukiman penduduk (tempat tinggal), pusat perputaran modal dan keuangan, pusat kegiatan transportasi, pusat kegiatan konsumsi dan produksi, pusat kegiatan pemasaran dan perdagangan, pusat perindustrian, pusat kegiatan sosial budaya, pusat kegiatan kesenian, dan pusat pendidikan.
  • Pusat fasilitas-fasilitas masyarakat yang lain seperti kesehatan, lembaga-lembaga sosial dan keahlian, kegiatan politik, dan administrasi pemerintahan juga berada di kota.
    Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial yang disebabkan oleh adanya pengaruh keterbukaan dari daerah luar.
  • Masyarakat kota lebih bersifat individual, dimana kepentingan individu lebih menonjol, jika dibandingkan dengan sikap solidaritas dan gotong royong.
    Setiap kota memiliki dinamika pertumbuhan masing-masing. Ada kota yang lambat berkembang, tetapi ada pula yang sangat pesat perkembangannya. Hal ini karena kota dipengaruhi oleh lokasi dan keadaan morfologi dan bentuk lahannya.
  • Pusat-pusat kegiatan di kota sering mengalami perubahan daya tarik. Keramaian yang ada di kota tergantung pada beberapa faktor yaitu:
  1. Kemampuan daya tarik dari bangunan dan gedung-gedung sebagai tempat menyalurkan kebutuhan hidup sehari-hari
  2. Tingkat kemakmuran warga kota yang dilihat dari daya belinya
  3. Tingkat pendidikan dan kebudayaan yang cukup baik
  4. Sarana dan prasarana dalam kota yang memadai
  5. Pemerintahan dan warga kota yang dinamis.
struktur ruang kota:

1. Teori Konsentris Dari Ernest W. Burgess (1929)
Bahwa wilayah kota dibagi enam zona, yaitu :
  • Zona Pusat Wilayah Kegiatan (Central Bussines Districts) -->didalamnya terdapat pusat pertokoan besar, gedung perkantoran yang bertingkat, bank, hotel, restoran, dan sebagainya
  • Zona Peralihan atau zona transisi --> zone peralihan merupakan konsentrasi penduduk miskin. Sering ditemui wilayah kumuh (slum area)
  • Zona Pemukiman Kelas Proletar--> didiami oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau buruh dan karyawan kelas bawah. Ditandai oleh adanya rumah susun sederhana.
  • Zona Pemukiman Kelas Menengah (Residental Zone) -->merupakan kompleks perumahan karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu.
  • Wilayah Tempat Tinggal Masyarakat Berpenghasilan Tinggi ditandai dengan kawasan elit. Sebagian besar penduduknya merupakan kaum eksekutif
  • Zona Penglaju (Commuters) -->merupakan wilayah yang memasuki wilayah belakang (Hinterland) atau merupakan wilayah batas desa-kota. Penduduknya bekerja di kota tetapi tinggal di pinggiran kota.
    Gambar:
Keterangan model teori konsentrik menurut Teori Konsentris Dari Ernest W. Burgess (1929) :
  • Zona pusat wilayah kegiatan

  • Zona peralihan

  • Zona permukiman kelas proletar.

  • Zona permukiman kelas menengah.

  • Zona penglaju.


    2. Teori Sektoral (Sector Theory) dari Homer Hoyt
    Bahwa kota tersusun sebagai berikut :

  • Pada lingkaran dalam terletak pusat kota (CBD) yang terdiri dari atas bangunan kantor, hotel, bank, dan pusat perbelanjaan
  • Pada sektor tertentu terdapat kawasan industri ringan dan perdagangan
    Dekat pusat kota dan dekat sektor pada nomor 2, terdapat sektor murbawisma, yaitu tempat tinggal kaum buruh
  • Agak jauh dari pusat kota dan sektor industri serta perdagangan, terletak sektor madyawisma, yaitu permukiman golongan menengah
  • Lebih jauh lagi terdapat sektor adiwisma, yaitu kawasan tempat tinggal golongan atas
    gambar :
Keterangan Teori Sektoral (Sector Theory) dari Homer Hoyt :
  • Zona 1: Zoona pusat wilayah kegiatan.
  • Zona 2: Zona dimana terdapat grossier dan manufactur.
  • Zona 3: Zona wilayah permukiman kelas rendah.
  • Zona 4: Zona permukiman kelas menengah.
  • Zona 5: Zona permukiman kelas tinggi.


    Teori Inti Berganda (Multiple Nuclei) dari C. D. Harris dan E. L. Ullman (1945)
    Strutur ruang kota meliputi:
  • Pusat kota (CBD)
  • Kawasan niaga dan industri ringan
  • Kawasan murbawisma, tempat tinggal berkualitas rendah
  • Kawasan madyawisma, tempat tinggal berkualitas menengah
  • Kawasan adiwisma, tempat tinggal berkualitas tinggi
  • Pusat niaga berat
  • Pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran
  • Upakota (suburban), untuk kawasan madyawisma dan adiwisma
  • Upakota (suburban), untuk kawasan industri
    Gambar :


Keterangan:
  • Zona 1: Zona pusat wilayah kegiatan.
  • Zona 2: Zona wilayah terdapat para grossier dan manufactur.
  • Zona 3: Zona wilayah permukiman kelas rendah.
  • Zona 4: Zona permukiman kelas menengah.
  • Zona 5: Zona permukiman kelas tinggi.
  • Zona 6: Zona manufactur berat
  • Zona 7: Zona wilayah di luar pusat wilayah Kegiatan (PWK)
  • Zona 8: Zona wilayah permukiman suburb
  • Zona 9: Zona wilayah industri suburb